Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa bahasa Indonesia banyak menyerap dari bahasa asing. Salah satunya adalah bahasa Inggris. Sayangnya dalam beberapa kasus ditemukan ketidak konsistenan dalam proses penyerapan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
![]() |
Sumber gambar: Google |
Dalam artikel kali ini, saya akan menjelaskan mengenai salah satu ketidakkonsistenan penyerapan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada kata klaim. Kata klaim dalam KBBI diartikan sebagai tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu.
Kata klaim merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu claim. Sama halnya dalam bahasa Indonesia, claim dalam bahasa Inggris berarti state or assert that something is the case, topically without providing evidence or proof.
Secara transliterasi, antara claim dan klaim hanya berubah pada huruf c dan k saja. Hal tersebut disebabkan karena huruf c dalam bahasa Inggris, bila letaknya di awal kata, biasanya dilafalkan menjadi k. Oleh sebab itu wajar saja jika secara transliterasi claim dalam bahasa Inggris ditulis menjadi klaim dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Inggris, claim diucapkan sebagai /klām/ atau kleim. Akan tetapi ketika diserap dalam bahasa Indonesia, bunyinya bukan lagi kleim, tapi klaim, sesuai dengan transliterasinya. Oleh karena itu, ketika mendapat imbuhan me-, bunyinya menjadi mengklaim.
Kata klaim dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan bunyi dengan kata dalam bahasa Inggris, yaitu climb. Padahal, climb dalam bahasa Indonesia berarti memanjat. Jadi, ketika ada seseorang mengatakan mengklaim, bagi beberapa orang yang sensitif terhadap bunyi bahasa Inggris, akan terbayang dalam pikirannya seseorang tersebut sedang memanjat sesuatu.
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa bahasa Indonesia tidak konsisten dalam menyerap kata-kata dari bahasa asing, termasuk bahasa Inggris. Jika ingin konsisten menyerap bahasa Inggris dari tulisannya, seharusnya kata klaim tetap ditulis dan dilafalkan sebagai claim. Tetapi jika ingin menyerap dari bunyinya, kata klaim seharusnya ditulis menjadi kleim.
Sebenarnya, ada beberapa orang yang menyadari akan hal ini dan mereka biasanya akan melafalkan mengkleim daripada mengklaim.
Kelihatannya hal ini memang sepele, tetapi bahasa adalah identitas suatu bangsa. Bahasa Indonesia menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang di dalamnya ada manusia, termasuk kita. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerua bangsa, baiknya kita memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia.
Secara transliterasi, antara claim dan klaim hanya berubah pada huruf c dan k saja. Hal tersebut disebabkan karena huruf c dalam bahasa Inggris, bila letaknya di awal kata, biasanya dilafalkan menjadi k. Oleh sebab itu wajar saja jika secara transliterasi claim dalam bahasa Inggris ditulis menjadi klaim dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Inggris, claim diucapkan sebagai /klām/ atau kleim. Akan tetapi ketika diserap dalam bahasa Indonesia, bunyinya bukan lagi kleim, tapi klaim, sesuai dengan transliterasinya. Oleh karena itu, ketika mendapat imbuhan me-, bunyinya menjadi mengklaim.
Kata klaim dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan bunyi dengan kata dalam bahasa Inggris, yaitu climb. Padahal, climb dalam bahasa Indonesia berarti memanjat. Jadi, ketika ada seseorang mengatakan mengklaim, bagi beberapa orang yang sensitif terhadap bunyi bahasa Inggris, akan terbayang dalam pikirannya seseorang tersebut sedang memanjat sesuatu.
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa bahasa Indonesia tidak konsisten dalam menyerap kata-kata dari bahasa asing, termasuk bahasa Inggris. Jika ingin konsisten menyerap bahasa Inggris dari tulisannya, seharusnya kata klaim tetap ditulis dan dilafalkan sebagai claim. Tetapi jika ingin menyerap dari bunyinya, kata klaim seharusnya ditulis menjadi kleim.
Sebenarnya, ada beberapa orang yang menyadari akan hal ini dan mereka biasanya akan melafalkan mengkleim daripada mengklaim.
Kelihatannya hal ini memang sepele, tetapi bahasa adalah identitas suatu bangsa. Bahasa Indonesia menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang di dalamnya ada manusia, termasuk kita. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerua bangsa, baiknya kita memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia.
Post a Comment